Pengalaman Beasiswa Monbukagakusho D2 2020



Hai guysss, kenalin namaku Aido Rajanami!

Di blog pertamaku ini, aku mau nyeritain pengalamanku mengikuti Seleksi Beasiswa Monbukagakusho dari Jepang. Sedikit penjelasan mengenai beasiswa ini, Monbukagakusho adalah beasiswa yang diberikan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Jepang kepada murid di luar Jepang. Beasiswa ini mencakup banyak jenis dan jenjang, mulai dari program untuk lulusan SMA/SMK, program Research, program Master, program Doktor, bahkan program Pelatihan Guru pun tersedia.

Nah, program yang aku ikuti itu, program yang untuk lulusan SMA/SMK. Di program ini dibagi menjadi 3 program lagi. Ada Gakubu (setara S1), Kosen (setara D3), Senshu (setara D2). Persyaratan untuk bisa mendaftar tiap-tiap program pun berbeda-beda. Aku tau beasiswa ini dari kelas 1 SMA, sehingga aku mulai menyiapkan segala macam yang jadi persyaratannya. Salah satunya nilai UN. Untuk bisa mendaftar program Gakubu (S1), setidaknya kalian harus punya nilai UN rata-rata di atas 84. Bagi kalian yang ingin melihat info detail tentang beasiswanya, bisa klik di sini.

Persiapan Monbukagakusho

Pada awalnya aku berniat mendaftar program Gakubu, sehingga aku mulai belajar UN dari kelas 1. Ga cuma belajar UN, aku juga pelajarin soal-soal ujian tulis beasiswa Monbu ini. Karena saat proses seleksi ada ujian tulisnya dan level soalnya juga lumayan susah, jadi aku coba pelajari sebaik mungkin makanya aku belajar dari jauh-jauh hari.

Singkat cerita, sudah kelas 3 akhir nih, menjelang UN. Tepat 2 minggu sebelum UN, aku kembali ngecek website kedubes (karena beasiswanya ini di infokan lewat Kedutaan Besar Jepang di Indonesia), dan ternyata persyaratannya berubah. Untuk bisa mendaftar program Gakubu, nilai UN rata-rata minimal yang harus dicapai adalah 84, tanpa Bahasa Indonesia. Wah, udah ngedown aja tuh. Secara kan yaaa, Bahasa Indonesia itu malah jadi tumpuan buat naikin rata-rata nilai. Memang ga terlalu aku pikirin sih.

Hari ujian nasional pun tiba, berlangsung selama 4 hari dengan jeda 1 minggu antara hari ke 3 dan 4. Disusul pengumumannya sebulan setelah UN berlangsung. Pas buka pengumuman nilai UN, aku bener-bener sedih. Ternyata tidak mencapai target sesuai perkiraanku. Rerata 80 aja ga nyampe. Sedih banget, kecewa, padahal kuliah di Jepang itu cita-cita dari SD :(
Setelah dilanda rasa kecewa selama beberapa jam, aku pun tersadar aku masih punya peluang untuk kuliah di Jepang. Aku masih berpeluang untuk mendaftar program Senshu (D2). Di program ini, persyaratannya lebih ringan. Sebenernya aku ingin mendaftar Kosen (D3), namun rerata nilai UN ku sangat tipis berada di bawah standar persyaratan mendaftar Kosen. Program Kosen memiliki persyaratan nilai UN rata-rata di atas 80. Sedangkan nilai UN rata-rataku cuma 79,5. Nyesek banget kan bruhhh :v
Sebenarnya di Senshu pun memiliki persyaratan nilai UN yang sama, yaitu 80. Hanya saja di Senshu ini, jikalau tidak bisa melampirkan nilai UN rata-rata di atas 80, bisa melampirkan Sertifikat JLPT level N4. Aku seneng dan bersyukur bisa lulus N4 sebelum SMA berakhir :D

Oiya, FYI, alur seleksi Beasiswa Monbukagakusho ini secara garis besar adalah :
1. Seleksi Berkas,
2. Seleksi Ujian Tulis,
3. Seleksi Wawancara,
4. Secondary Screening.(akan ku jelaskan sembari cerita yaa)
Seleksinya ini sistem gugur. Jadi kalau kamu gagal di seleksi berkas, ya gabisa lanjut ke ujian tulis, dst.

Seleksi Berkas

Aku pun mendaftar beasiswa tersebut. Pendaftarannya diawali dengan via online. Lalu mendapat email konfirmasi dari Kedubes yang berisi nomer peserta.

Setelah mendapat email konfirmasi, aku pun mulai menyiapkan berbagai macam berkas dan dokumen yang diperlukan untuk seleksi tahap ini. Berkasnya dikirim langsung ke Kedutaan Besar Jepang di Indonesia. Karena rumahku di Depok dan cukup dekat dengan Kedubes, jadi aku memutuskan untuk mengantar dan mendatangi langsung Kantor Kedutaan supaya aku bisa menjamin sendiri bahwa berkasku telah sampai ke tangan panitia. Waktu itu, lagi bulan ramadhan. Dan pas banget juga semalem sebelumnya lagi ada aksi massa di depan gedung bawaslu, akses jalanan menuju jalan M.H Thamrin pun ditutup. Begitu pula Transjakarta. Jadinya aku turun di Halte Tosari, karena Halte Bundaran HI ditutup. Aku bener-bener jalan kaki, siang-siang dari Halte Tosari ke Kantor Kedutaan. Cuaaaaapek banget cuk, mana lagi puasa kan yak huhuhuhuuu.
Pulang dari situ, aku tinggal menunggu dan berdoa supaya aku bisa lanjut ke seleksi tahap selanjutnya. Sembari menunggu pengumumannya, aku juga mempelajari soal-soal ujian tulis Senshu tahun tahun sebelumnya. Ternyata materinya ga terlalu sulit, lebih mudah dibanding Gakubu (ya iyalah dude). Gatau kenapa, mungkin karena keseringan ngerjain soal Gakubu, begitu ngeliat soal Senshu langsung kek, kek, kek, kek apaaaaa ya, ga sulit aja gitu :v
Tepat pada tanggal 1 Juli 2019, pengumuman seleksi berkas muncul. Aku langsung cek website kedubes dan download pengumumannya. Dan ternyata, Alhamdulillah nomerku ada disitu. Aku seneng banget dan langsung makin kenceng belajarnya deh. Total peserta yang berhasil lolos ke seleksi ujian tulis adalah 161 orang.

Tips dari aku untuk seleksi berkas ini :
1. Sebisa mungkin sebelum pendaftaran dibuka, kalian udah nyiapin beberapa berkas yang bisa dipersiapkan. Kalau aku sendiri waktu itu nyiapin surat rekomendasi udah lama, aku bikin dari Januari bebarengan dengan surat rekomendasi buat Beasiswa Mitsui-Bussan juga.(tapi aku gagal diseleksi berkas Mitsui :'v)
2. Jangan ngepas saat nyiapin berkasnya. Kalau diminta 4 rangkap, sebisa mungkin siapin 5-6 rangkap buat arsip kalian pegang sendiri.
3. Perhatikan deadline, terutama bagi kalian yang diluar Jakarta apalagi luar Jawa. Karena kalian yang diluar Jakarta akan ngirim lewat pos, jangan ngirim mepet sama tanggal deadline. Estimasikan waktu pengiriman dengan deadline kalian.
4. Cukup ngirim berkas yang diminta aja, jangan ngirim berkas macem-macem yang ngga diminta.
5. Berdoa.

Seleksi Ujian Tulis

11 Juli 2019, adalah hari Ujian Tulis untuk program Senshu. Dan FYI, tanggal 9 Juli nya adalah pengumuman SBMPTN. Jujur aku ga terlalu mikirin SBMPTN bakal keterima atau ga, jadi aku memutuskan untuk membuka pengumuman SBMPTN setelah Ujian Tulis Monbu selesai.

Ujian Tulis program Senshu terbagi menjadi 3 mata ujian. Matematika, Bahasa Inggris, dan Bahasa Jepang. Dan untungnya, Ujian Tulis ini diadakan di Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia bagi yang waktu mendaftar online memilih Jakarta sebagai lokasi ujiannya. Karena sangat dekat dari rumahku, jadi aku gaperlu buru-buru berangkat. Tapi harus tetep hadir 45 menit sebelum ujian dimulai. Yang paling aku pelajari lama adalah Matematika, sekitar 3-4 minggu. Aku belajar Bahasa Inggris cuma 3 hari karena cukup yakin aku bisa (bukan meremehkan loh ya), dan aku belajar Bahasa Jepang cuma 1 hari karena nilai ujian Bahasa Jepang tidak terlalu diperhitungkan di ujian kali ini. Btw, jika kalian ingin liat dan belajar soal-soal Monbu tahun-tahun sebelumnya, bisa klik di sini yawww.

Ujian pun dimulai, dan diawali dengan Matematika. Untung Matematika pertama, otak masih fresh dan seger buat mikir, wkwkwk. Ada 3 bagian soal, semuanya isian, gaada pilihan ganda, dan soalnya berbahasa inggris. Waktu yang diberikan adalah 60 menit. Tapi, Alhamdulillahnya, aku berhasil menjawab hampir semua soal dalam waktu 30 menit. Sisa 2-3 soal lagi yang belum kejawab. Saat sisa waktu 15 menit lagi, semua soal udah kejawab, dan aku pake sisa waktu 15 menit lagi buat koreksi jawabanku. Tepat 60 menit aku selesai memeriksa jawabanku dan agak yakin kalau aku bakal dapet nilai 90/100 hahahahaha. Meskipun kayaknya ada yang salah ngitung atau salah naruh angka wkwkwkw.
Istirahat 15 menit, lanjut ke ujian kedua, Bahasa Inggris. Ada 5 bagian, waktunya pun sama 60 menit. Nah di Bahasa Inggris ini, soalnya cukup tricky di beberapa bagian, terutama bagian reading dan structure. Ada juga pertanyaan True-False Statement. Jujur aku yang biasanya yakin sama kemampuan bahasa inggrisku, malah keteteran di ujian ini. Teks bacaannya panjang-panjang dan ada beberapa kosakata yang membingungkan. Bahkan saking keteterannya, sisa waktu tinggal 5 menit tapi bagian ke-5 belum aku kerjain. Aku sempet baca sedikit teksnya, tapi tetep jawab ngasal dengan ngira-ngira wkwkwkw. Untung tinggal jawab T/F aja jadi ngasalnya ga mikir :v. But, aku tetep yakin akan dapet nilai 80/100 lah ya wkwkwk.
Istirahat lagi 15 menit, lalu lanjut ke ujian ketiga. Ujian Bahasa Jepang ini tetep wajib diikuti walaupun kamu belum bisa Bahasa Jepang, tapi ngga terlalu dipertimbangkan sama pihak panitianya. Waktu ujiannya 120 menit, ada 3 bagian. Bagi kamu yang belum bisa Bahasa Jepang, diperbolehkan untuk jawab ngasal, dan saat 60 menit pertama berlalu kamu boleh pulang. Seperti yang tadi aku bilang, ada 3 bagian. Level A, level B, dan level C. Level A itu yang paling mudah, bisa aku bilang setara N5 dan N4. Di bagian ini, aku bisa jawab semua soal dengan yakin. Level B itu level menengah, kira-kira setara N3. Di level ini, aku ga bisa jawab semua. Bahkan yang aku yakin betul itu kurang dari setengahnya. Lalu level C, level advanced, ini mah kayaknya setara N2-N1. Di level ini aku bener-bener ngasal semua :v

Selesai ujian, aku langsung pulang ke rumah. Dan langsung inget untuk ngebuka pengumuman SBMPTN. Saat aku buka, Alhamdulillah aku diterima di UIN Jakarta jurusan Fisika. Seneng sih bisa keterima di Universitas Negeri. Kalau ngga, bisa kuliah di Univ Swasta aku. Sebelumnya aku juga udah diterima di Universitas Trisakti jurusan Teknik Perminyakan. Wah, kalau aku ga keterima di SBMPTN, bisa kuliah di situ dan sangat ngebebanin orang tua karena uang kuliahnya yang wadidaw wkwkwk.

Btw, ini sekedar tips aja untuk bisa ngerjain soal-soal ujian tulis Monbu (termasuk Gakubu dan Kosen juga),
1. Perbanyak latihan soal dari jauh-jauh hari,
2. Perkuat materi dasar yang ada pada soal,
3. Pelajari juga siapa tau ada kemungkinan banyak soal yang mengharuskan kita memodifikasi rumus dan konsep (terutama Fisika dan Kimia),
4. Hafali juga kosakata bahasa inggris ilmiah yang jarang dipake sehingga bisa paham maksud soal itu apa,
5. Berdoa.

Seleksi Wawancara

Singkat cerita, tanggal 2 Agustus 2019, pengumuman hasil ujian tulis akan diumumkan. Sore hari pengumumannya pun keluar. Aku buru-buru cek website kedubes dan download pengumumannya. Alhamdulillah, aku masih diberikan kesempatan untuk lanjut memperjuangkan Monbu hehehe. Total peserta yang lulus ujian tulis program Senshu ada 29 orang.




Aku pun langsung belajar dan melihat blog-blog pengalaman senior-senior tahun sebelumnya yang udah lulus Monbu. Gimana cara mereka jawabnya dan pertanyaan apa yang biasanya muncul di seleksi wawancara ini. Semua itu aku rangkum, dan aku rangkai jawaban yang semenarik mungkin.

Tanggal 12 Agustus 2019, adalah hari dimana wawancara program Senshu dilaksanakan. Aku bangun sepagi mungkin, berpakaian serapih mungkin, bersiap sesiap mungkin, dan berangkat secepat mungkin. Cuacanya sedang bagus, terik mataharinya juga pas, dan aku bisa mencium aroma langit yang lagi bersahabat waktu itu. Aku berfirasat bahwa aku harus yakin kalau aku bisa. Aku datang pukul 7.40, disana aku udah ngeliat beberapa peserta yang lagi duduk dihalaman gedung. Sembari menunggu untuk dipersilahkan masuk gedung, peserta lain tuh kayak pada kenalan dan ngobrol satu sama lain. Karena waktu itu, aku masih nolyfe dan alergi bersosialisasi dengan orang baru, jadi aku cuma diem :v
Sekitar jam 8, kami pun dipersilahkan masuk dan diarahkan ke aula untuk berkumpul. Saat absen untuk tanda tangan sedang dialirkan, aku melihat namaku ada di atas. Absen pertama. Udah punya firasat gaenak nih dan berpikir, "Apa iya dipanggil sesuai absen?". Dan ternyata bener aja dong, aku yang baru selesai absen langsung dipanggil bersama 4 orang lainnya untuk wawancara duluan. Ah elah kok surssss, kloter 1 nih bossss :v. Nah setelah dipanggil, kami diarahkan sama Ka Fahmi (panitia beasiswa Monbukagakusho 2020) ke ruang tunggu yang lebih dekat dengan ruang wawancara. Jadi ruang wawancaranya itu di gedung yang dalem lagi gaesss. Di gedung utamanya yang ga sembarang orang bisa masuk. Gedung yang bisa dikunjungi untuk umum cuma gedung tadi ada aula itu. Sesampainya di ruangan tunggu ini, kami diminta untuk menunggu beberapa menit karena para panelis wawancara sedang bersiap-siap. Nah pas lagi nunggu ini, kami kenalan satu sama lain deh. Ada Rico, Thady, Kenny, dan 1 orang lagi yang (maaf banget) aku lupa namanya. Hehehehe. Btw, Rico, Thady, dan Kenny ini yang nanti juga lolos barengku di seleksi final.
Wawancara kami pun dimulai, dan saat kami masuk, kami terlebih dahulu memberikan salam bungkuk layaknya orang Jepang dan mengucap "Ohayoujiwaaaaa"  "Ohayou Gozaimasu" dan langsung duduk di kursi yang disediakan. Lalu memperkenalkan diri. Btw wawancara ini dilakukan dengan bahasa inggris, tapi kalau kalian cukup yakin dengan kemampuan bahasa jepang kalian, boleh-boleh aja kalian switch dialog kalian ke bahasa jepang. Kebetulan kami semua di kloter satu cuma perkenalan dirinya yang pake bahasa jepang, sisanya pake bahasa inggris. Nah wawancara ini ga terlalu tegang loh, malah ngga tegang sama sekali. Karena wawancaranya rame-rame, jatuhnya kayak ngobrol. Pewawancaranya juga ramah dan ga jutek. Panelisnya 3 orang, 2 orang dari alumni penerima beasiswa Monbu yang udah jaman sepuh dan 1 lagi orang Jepang utusan langsung dari Kementrian Pendidikan Jepang.

Pertanyaan yang ditanyakan itu antara lain :
1. Perkenalkan dirimu!
2. Apa alasan memilih beasiswa ini?
3. Apa alasan ingin kuliah di Jepang?
4. Kontribusi apa yang bisa kamu berikan untuk Indonesia dan Jepang?
5. Apa yang akan dilakukan setelah lulus program ini?
6. Jika dinyatakan sebagai penerima beasiswa ini, apakah rela meninggalkan kuliah program S1nya di Indonesia sekarang?
7. Bagaimana cara mengatasi homesick dan interaksi sosial dengan orang asing?
8. Apakah orangtua mendukung dan mengijinkan?
9. Jika Anda seorang Muslim, bagaimana cara Anda mengatasi kesulitan mencari makanan di Jepang?
10. (Dan beberapa pertanyaan yang bersifat personal sesuai kondisi kalian masing-masing)

Wawancara berlangsung selama 30-40 menit, namun hanya terasa seperti 20 menit karena dibawa sangat santuyyyy. Selesai wawancara kami pun diinformasikan tentang berkas tambahan yang perlu dikumpulkan jikalau kita lolos seleksi wawancara. Sebenarnya sudah diberitahu berbarangan dengan pengumuman ujian tulis, namun dijelaskan lebih rinci lagi saat selesai wawancara. Amat sangat disayangkannya, sebagian besar dari kami (termasuk aku) langsung pulang duluan. Jadi kami ga sempet tuker-tukeran kontak. Aku pun bisa terkumpul dan masuk grup kandidat Monbu karena diundang Ronald (temenku dari Gakubu) yang udah satu grup sama aku semenjak sebelum seleksi Monbu dimulai.

Btw, tips dari aku untuk ujian wawancara ini ga sulit-sulit.
1. Perbanyak referensi, entah itu vlog atau blog senior-senior yang udah lulus Monbu tahun-tahun sebelumnya.
2. Sering-sering latihan ngomong biar ga nervous dan ga kaku pas wawancara. Aku sendiri sih, ngomong sambil ngadep kaca biar bisa latihan ekspresi wkwkwk.
3. Jangan kurang tidur, istirahat yang cukup, jaga kondisi dan kesehatan, jangan sampe itu semua bikin kalian ngeblank saat wawancara.
4. Berdoa.

Hasil seleksi wawancara diumumkan tanggal 15 Agustus 2019. Kukira bakal sore pengumumannya. Ternyata pagi dong cuyyy. Baru bangun tidur anjayyy wkwkwk. Tapi kali ini pengumumannya agak spesial. Karena dikirimkan ke email masing-masing. Aku buka email dan download pengumumannya. Dan aku buka pdf tersebut.



Jeng Jengggg!! Nomorku muncul kembali dongg!! Total peserta Senshu yang lulus seleksi wawancara ada 18 orang. Kami pun resmi dinyatakan sebagai "Kandidat Monbukagakusho Indonesia". Namun seleksi ini belum berakhir karena masih ada seleksi final atau yang biasa disebut "Secondary Screening", dimana pada seleksi ini seluruh berkas, nilai ujian tulis, dan nilai ujian wawancara kalian akan bersaing dengan kandidat Monbukagakusho negara-negara lain.

Secondary Screening

Di tahap ini, kalian akan bersaing dengan negara lain. Di seleksi tahap ini juga lah kalian akan menunggu dengan waktu yang sangat lama bahkan kalian bisa menyelesaikan 1 semester kuliah terlebih dahulu wkwkw. Seleksi ini sekitar 3-4 bulan lama pengumumannya. Berkas yang harus disiapkan juga terbilang cukup ribet. Dari pengumuman wawancara ke deadline pengiriman berkas itu cuma 5 hari. Deadlinenya tanggal 20 Agustus 2019. Dengan waktu sesingkat itu, kalau harus ngurusin berkas yang banyak pasti keteteran banget. Untungnya satu-satunya berkas yang belum aku siapin itu cuma Medical CheckUp. Berkas lain seperti Rapor SMA, Ijazah, dan SKHUN sudah aku terjemahkan dan aku legalisasi sejak lama, jadi ngga keteteran banget deh.
Tanggal 15 Agustus setelah aku buka pengumuman, saat itu juga aku langsung mandi dan bergegas ke rumah sakit terdekat untuk Medical CheckUp. Menurutku berkas yang paling sulit dan mahal harganya ya ngurusin berkas ini. Aku aja habis lebih 600k cuma untuk berkas ini doang. Biasanya hasil Medical CheckUp ini keluarnya bisa seminggu. Tapi karena kebetulan di RSUD Pasar Minggu lagi sepi yang MCU, dan aku minta tolong banget sama Dokternya untuk disegerakan, besoknya juga, hasilnya jadi. Aku langsung ambil dan aku susun serapih mungkin bareng berkas lainnya. Tepat tanggal 20 Agustus pagi hari, aku langsung berangkat ke Kedutaan Besar buat ngirim berkas ini. Pulang dari situ aku tinggal berharap-berdoa-bertawakal dengan semua hasil yang nantinya akan keluar.

Beberapa tips tentang berkas secondary screening dari aku yaitu, siapin beberapa berkas dari jauh-jauh hari. Karena berkas yang diminta ini sudah harus berbahasa inggris atau jepang, butuh waktu untuk menerjemahkannya. Tapi aku nerjemahin sendiri sih karena Kedubes memperbolehkan kita untuk self-translate jikalau tidak menyanggpui untuk menyewa jasa Sworn-Translator. Berkas yang bisa di siapin dari jauh-jauh hari ini kayak ijazah, skhun, dan rapor SMA. Aku sendiri mulai nerjemahin dan legalisasi berkas-berkas ini setelah aku dinyatakan lolos ujian tulis. Nah waktu itu, aku belum nyiapin berkas Medical CheckUp. Karena biaya MCU yang terbilang cukup mahal, aku memutuskan untuk melakukan MCU setelah aku dinyatakan lolos ujian wawancara. Karena kalau aku udah keburu Medical CheckUp duluan tapi ternyata ga lolos ujian wawancara, jatuhnya malah sangat rugiiii hehehe.
Berkas-berkas untuk Secondary Screening ini sendiri terdiri atas :
1. Application Form, 
2. Pas Foto
3. Rapor SMA yang telah diterjemahkan,
4. SKHUN yang telah diterjemahkan,
5. Ijazah yang telah diterjemahkan,
6. Surat Rekomendasi dari Kepala SMA kalian dibuat dalam Bahasa Inggris atau Bahasa Jepang,
7. Hasil Medical CheckUp
8. Fotokopi Sertifikat Kemampuan Bahasa (JLPT, TOEFL, TOEIC), tapi ini sifatnya opsional. Kalian gapunya pun gapapa kecuali dari awal kalian daftar pake sertifikat JLPT.

Ada berkas tambahan juga jika kalian angkatan gap year atau udah kuliah lebih dari 1 tahun, yaitu :
9. Surat Keterangan Mahasiswa yang telah diterjemahkan,
10. Surat Rekomendasi Ketua Jurusan atau Fakultas yang telah diterjemahkan,
11. Transkrip nilai tiap semester yang sudah dilegalisasi oleh universitas dan diterjemahkan.

Btw, pada saat penerjemahan, usahakan untuk konsisten. Maksudnya jikalau kalian sudah menerjemahkan salah satu dokumen dengan Bahasa Inggris, dokumen lainnya juga Bahasa Inggris. Begitu pula jika kalian menerjemahkannya dalam Bahasa Jepang. Format berkas-berkas ini disediain Kedubes, tapi kalian boleh pake format bebas. Khusus untuk Medical CheckUp, format yang digunakan haruslah format dari Kedubes Jepang.

Kena Prank Kedutaan

Hah? Di prank kedutaan? Kok bisa? Yhaaaaaa. Jadi gini ceritanya.
Singkat cerita udah bulan November, dan Kami (para Kandidat) mulai memperkirakan dan membuat prediksi sendiri tentang kapan kira-kira pengumumannya akan keluar. Bahkan kami saking gabut dan ngebetnya nunggu pengumuman sampe bikin analisa pake data tahun-tahun sebelumnya :v. Waktu itu, prediksi yang kami bener-bener kira adalah awal Desember. Tanggal 2 atau 3 kalau gasalah. Nah pas hari prediksi itu juga, datenglah sebuah email dari Kedutaan Besar. Kita semua panick dong. Mana subject emailnya "Beasiswa" lagi kan wkwkwk. Dan ternyata, pas email tersebut dibuka....



DUARRRR!! Ternyata isi emailnya itu adalah permintaan panitia yang meminta kami untuk tenang dan bersabar. Ngakak parah asli. Masalahnya email itu masuk di hari prediksi-an kita. Ah elah :v. Tahun-tahun sebelumnya gapernah ada email kayak gini. Kedubes bikin email kayaknya gini karena kebanyakan dari kita selalu ngechat Ka Fahmi lewat Facebook. Selalu nanyain kapan pengumuman dikeluarkan. Mungkin Ka Fahmi udah bosen dan capek selalu kita chat, makanya Kedubes ngirim email itu untuk ngasih kita pengertian bahwa tahun ini pengumumannya agak sedikit delay. Saking betenya, bahkan ada yang bikin meme kayak di atas ituloh wkwkwk. Sebenernya masih banyak lagi meme yang dibuat. Dan meme tersebut bener-bener bikin mood kita naik lagi saking ngakaknya :v


Final Announcement

Pengumuman Final ini datengnya emang selalu ga diduga-duga banget deh. Aku inget banget waktu itu tanggal 18 Desember 2019, baru selesai UAS Biologi dan langsung masuk ke kelas Kalkulus. 10 menit menjelang kelas Kalkulus selesai, tiba-tiba di hapeku ada notif, email masuk bertuliskan "BEASISWA". "Wanjir apa ini, beneran mendadak bener cukk", gumam hatiku waktu itu. Akupun ngecek grup kandidat dan udah ada yang buka email tersebut. DAN TERNYATA BENER DONGGG PENGUMUMAN FINAL WOYYY :) Aku yang terlalu seneng langsung ngasih tau temenku, dan dia ngajak untuk ngebuka email itu habis sholat Dzuhur karena kebetulan kelas Kalkulus selesai pas dengan waktu Dzuhur. Setelah sholat Dzuhur pun, aku masih belum berani ngebuka email tersebut. Akhirnya temenku yang tadi itu membantuku untuk men-unboxing email tersebut. Waktu itu aku buka pengumuman di lobby, dan ngga sadar kalau temen lain pada nontonin aku juga karena penasaran (kayak apa aja anjay, nobar :v). Temenku yang tadi pun ngebuka emailnya, ngescroll terus tuh pdf sampe bawah, dan yang terjadi adalah....



Dia ngeliat nomorku dan teriak, "DO, ADA NOMOR LU DOOO!!", wah aku yang mendengar itu langsung lemas. Bukan lemas sakit atau pusing, tapi lemas puas dan seneng. Merasa perjuanganku dari kelas 1 SMA ga sia-sia :) Saat itu juga aku langsung ngabarin orang tuaku, dan Alhamdulillah mereka ikut senang dengan lolosnya aku. Total peserta yang lolos seleksi final program Senshu adalah 18 orang. Ini berarti semua kandidatnya lolos. Kosen pun juga demikian, dari 16 kandidat, semuanya lolos di final. Sayangnya, di Gakubu, hanya 12 orang yang dinyatakan lolos dari total 17 kandidat. Pengumuman ini sudah final, tapi belum dipastikan akan berangkat. Maka dari itu, pihak Kedubes menyarankan kepada kami untuk jangan terlebih dahulu resign dari kampus. Namun, melihat pengalaman senior-senior tahun sebelumnya, jika sudah lolos di tahap ini, maka sudah dipastikan akan mendapat berangkat ke Jepang pada bulan April tahun selanjutnya. Uwuuuuuu^~^

Mungkin sekian aja cerita perjuangan dan pengalamanku mengikuti beasiswa Monbukagakusho ini. Terima kasih kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah mengabulkan doaku. Terima kasih kepada orang tua, sahabat, serta kerabat dan juga guru-guru yang telah memberikan dukungan baik berupa dukungan moral maupun materi. Berkat kalianlah, aku bisa lolos beasiswa ini :)
Dan terima kasih juga kepada kalian yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca ceritaku yang mungkin agak sedikit panjang ini. Aku harap kalian terinspirasi dan termotivasi untuk terus belajar dan mengejar cita-cita kalian. Semangat pejuang Monbu tahun depan!!


Mungkin jika sekiranya kalian mau tanya-tanya ke aku tentang beasiswa ini, bisa lewat
email : arajanami@gmail.com
atau DM lewat
instagram : aisekai016


Comments

  1. bgst do gua baca ampe abis ga tu wkwkwk

    ReplyDelete
  2. マシューです。このブログは本当に役に立ってありがとうございます!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. マシューさん、読んでくれてありがとう!!

      Delete
  3. Persiapan buat ujian tulis nya apa aja ya kak?terutama matematika,materinya apa sama kaya disekolah atau materi olimpiade?

    ReplyDelete

Post a Comment